Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Nama Katniss
Everdeen tidak lagi hanya terkenal oleh pecinta buku, namun juga penikmat film
sejak film The Hunger Games dirilis. Dalam postingan ini, saya tidak akan
mereview The Hunger Games : Mockingjay part 1, karena saya yakin, teman-teman
sudah mabok membaca review, sampai hafal jalan ceritanya saat nonton, walaupun
belum baca novelnya.
Sejak Harry
Potter menjadi cinta pertama saya, anak laki-laki yang bertahan hidup, sang
terpilih dan anak laki-laki yang berbohong dilahirkan oleh JK Rowling mampu
menyihir saya tanpa ramuan Amortentia, saya seakan tidak bisa lagi menjadi penggemar
sejenis karangan fiksi Harry Potter dengan gaya penulisan yang berbeda-beda,
hanya sekedar suka. Itu pun lebih cenderung karena aktor yang terlalu tampan
atau efek kreatif, bukan jatuh cinta pada karakter fiksinya.
Pertama mengenal
The Hunger Games, saya naksir dengan pin Mockingjay, lambang burung
emas-lambang kebebasan menurut saya, dipadukan dengan lingkaran. Bagus. Saya
kira, The Hunger Games adalah karya sejenis Harry Potter (fiksi-fantasi) dan kisah percintaan remaja biasa,
ternyata saya salah, akhirnya setelah menelusur, saya pun jatuh cinta dengan
karakter Katniss Everdeen, yang secara tidak langsung mempermainkan Capitol (mengenai dandanan Capitol, menurut saya
Collins kreatif).
Bukan bermaksud
membandingkan, karena jelas Harry Potter dan The Hunger Games berbeda, namun
keunggulan tokoh utama dari karya Suzanne Collins adalah Katniss manusia biasa, yang dalam novel masih
seumuran dengan saya, hidup kekurangan, tidak punya kekuatan sihir, bukan hasil
teknologi rekayasa ataupun keturunan orang terkenal, keahliannya yang menonjol
hanya memanah. Sehingga kita pasti akan merasa lebih dekat dengan sosok
Katniss, bukan terpisahkan dalam dunia khayal. Katniss digambarkan tidak
terlalu memikirkan penampilan, cuek dan berani, namun kaku. Dari sifat Katniss
inilah, saya suka. Apalagi, karakter fiksi ini adalah perempuan.
Saya yakin,
siapapun yang mengenal Katniss, apalagi yang sudah menonton filmnya (diperankan
oleh Jennifer Lawrence, keren, dan makin cantik saja dengan rambut gelapnya) bagi
fans perempuan mereka akan mencari tutorial kepang ala Katniss, dan bagi
lelaki, pasti mereka mencoba siulan empat not Rue. Dan karena Katniss, banyak
pula orang yang ingin pandai memanah bahkan mungkin pergi ke kebun, karena ndak
ada arena buatan Capitol. Karena rambut hitam berkilau Katniss juga saya
memanjangkan rambut saya untuk pertama kali di usia 16 kemarin, iya selama ini
pendek, sekarang pendek lagi. Berbicara mengenai soundtrack, saya juga suka
menonton trailer film berkali-kali, apalagi jika trailer tersebut diiringi
dengan musik yang apik. Seperti pada Harry Potter and the Deathly Hallows
trailer, saya suka pada instrumental Glacial Supermacy. Dan baru-baru ini
dengan teaser Mockingjay part 1 yang berjudul Our Leader Mockingjay, saya suka
musik instrumentalnya juga yang berjudul Strengh from Within. Lagi, di teaser
ini diperlihatkan Mockingjay cropcirle, di film ndak ada. #akhirnyaspoiler
Katniss bak
bintang ftv di Indonesia, yang awalnya melarat jadi tau makanan-makanan mewah.
Orang-orang yang tinggal sedistrik dengan Katniss pun digambarkan sama dengan
nasib Katniss, serba kekurangan. Perut kenyang seakan haram di distrik 12.
Katniss bahkan tidak mengenal apa itu cokelat panas sebelum dia mengajukan diri
sebagai relawan dalam 'adat' Hunger Games.
Lalu berbicara tentang ketiga ( selanjutnya masih ada yang ke empat) film adaptasi dari The Hunger Games digarap baik, bahkan penonton akan
hanyut dalam jiwa Katniss, seakan seperti ingin ikut memberontak atau sekadar
mengacungkan salam 3 jari tertutup. Lagi, ada busana Katniss di film Catching
Fire yang didesain oleh perancang asal Indonesia, Tex Saverio, bangga!
Kemunculan film The Hunger Games juga sukses menarik ribuan fans, terbukti
dengan banyaknya video-video THG karya keantusiasan fans di YouTube, mulai dari
lagu, parodi trailer, film-film pendek bahkan film parodi full, The Starving
Games. Dan soundtrack dari The Hunger Games, Catching Fire dan Mockingjay part
1 favorit saya masih Safe and Sound karya Taylor Swift, percayalah, Safe and
Sound terdengar berbeda di telinga Tributes (sebutan untuk fans The Hunger
Games) atau yang bukan. Dan video tentang The Hunger Games di YouTube favorit
saya yaitu Katy Perry - Part Of Me (The Hunger Games) Music Video PARODY! dan HungerGames - Weeping Willow (A Fan Film). Selain euphoria video, ada juga
stiker bergambar karakter dalam film The Hunger Games : Mockingjay part 1 di
Facebook.
Finnick..... |
Untung saja
Katniss hanya ada didalam buku, karena bisa saja jika Katniss nyata, saya malah
kurang suka. Loh, kenapa? Entah, hidup penuh dengan kemungkinan. Ada beberapa
karakter fiksi protagonis yang saya kurang suka, namun setelah ditelusur
sifatnya mirip saya. Dapat? Kembali lagi, dari ketiga novel serial The Hunger Games, Haymitch dan Johanna juga menjadi
karakter favorit saya selain Katniss, sama-sama pernah menelan kelamnya Hunger
Games yang tidak bisa dihilangkan dari ingatan. Sama-sama menjadi tontonan
menghibur bagi orang-orang hedonisme Capitol (ndak semua orang di Capitol itu
buruk, contohnya Cinna, Flavius, Octavia, Portia dan Effie) dengan imbalan
rumah beserta isinya di desa Pemenang yang tidak seberapa. Mereka mengajarkan
saya agar "life must go on".
Dari Katniss,
saya belajar tentang keberanian, pengorbanan, tetap bertahan meskipun berada
titik terlemah dan menjadi diri sendiri. Katniss Everdeen, gadis yang terbakar,
kini telah menjadi sang Mockingjay. Jika Katniss selamat dari Hunger Games,
menyelamatkan Peeta, menghancurkan arena, menentang Capitol. Bagaimana dengan
hidupmu? Jangan buang-buang
makananmu, orang-orang di distrik 12 kelaparan.
***
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.