Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Saya
selalu tertarik dengan orang-orang kreatif punya karya, itulah mengapa saya
menulis Agus Mulyadi dan Blognya, Para Laki-Laki Kreatif dan Kucing dan Satu Review Blog Lagi. Dan space Desember
kali ini ada Agnes Harvelian yang sekarang sedang kuliah di Rusia, pertama saya
tau dari sambutan video penerimaan mahasiswa baru di sini, karena ternyata saya
kepo banget dan gemes banget pengin nulis tentang Kak Agnes di blog, jadilah
saya tanya-tanya ke Kak Agnes yang selain muda, kaya karya, produktif namun juga ramah ini. Simak aja
nih mini interviewnya :
Q : Aloha Kak Agnes! Selamat
pagi/siang/sore/malam di Rusia, pertama-tama panggil apa nih biar akrab?
A : Hallo! Di sini lagi waktu sore, pas banget nerima email kamu
(14.30 wib) kebetulan saya
sedang nunggu jam kuliah sambil hangatkan diri di kedai kopi yang ada di area kampus.
Kebetulan hari ini -14 derajat, panggil saja sesuka kamu yang paling buat
nyaman, ya yang kira-kira cocok buat usia saya ya. :)
Q : Okay kak Agnes, sekarang selain
kuliah, lagi sibuk apa sih?
A : Selain kuliah saya banyak berkegiatan di ruang akademik dan youth development. Metodenya cukup
terdesain dengan berbagai wajah, mulai dari bantu penelitian dosen, menulis
artikel, nge-blog juga, bikin satu project impian yang masih belum nemu ujungnya,
start up business, komunitas, sharing organisasi dan beberapa hal lain
yang masih tidak jauh-jauh dari kehidupan anak muda yang ingin terus berkarya.
Q : Wah, ternyata Kak Agnes juga suka
ngeblog ya, saya baca di “about”
kakak ini selain cumlaude, pengalaman prestasi dan organisasinya juga banyak,
ya? Cara memanage waktunya gimana
tuh, Kak?
A : Saya yakin jika hasil tidak pernah khianati usaha. Jika sudah berusaha
dengan niat yang baik, Insha Allah apapun hasilnya tidak mengecewakan.
Mengelola waktu dengan cara melipat waktu, hingga akhirnya terbiasa multi-tasking. Saya dan kamu bahkan yang lainnya diberi
waktu yang sama sebesar 24 jam. Sejak dulu saya selalu membiasakan diri
berproduktif.
Berbagai kegiatan yang sudah ada di tambah kemauan diri untuk terus
produktif menjadi pemantik untuk "Action" dan "Disiplin
Diri". Ingat, semua harus dinikmati, don't
be so hard on yourself.
Saya selalu membuat jadwal harian dan goal yang ingin di capai, itu akan menjadi pengawal dari keseharian
dan cara mengevaluasi hari. Awalnya cukup aneh, karena harus setiap hari
merumuskan dan mengecek, namun semakin hari saya merasakan keseharian lebih
rapi dan lambat laun ada tanda dari impian yang akan di capai.
Semua bisa melakukannya, ini bukan sebuah rahasia besar dan cara baru.
Ini hal yang sudah lama, banyak juga yang sudah tahu, namun entah mengapa
seakan sulit untuk dipraktikkan.
Q : Dan kakak juga foundernya GudLak ID, itu apa sih, Kak? Temennya produk
kopi?
A : GudLak ID merupakan social news media yang dibangun khusus untuk para
anak muda usia 16-28 tahun. Saya bermimpi akan ada satu wadah anak muda untuk
bicara tentang pendidikan, pekerjaan, karir, belajar berbisnis, menggapai
beasiswa dan berbagai hal yang dapat menjawab kegalauan para anak muda. GudLak
ID juga memposisikan diri sebagai wadah untuk berkumpulnya anak muda,
mempertemukan yang ada di Indonesia dengan di luar negeri untuk lebih banyak
berinteraksi dan sharing.
Saya merasakan berpendidikan di Indonesia dan saat ini diberi kesempatan
merasakan di luar Indonesia. Bagi saya tidak ada yang lebih tinggi, sama saja.
Perbedaan terletak pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang di dapat, karena
sama semua harus mau berbagi terlebih kawan-kawan di luar negeri.
Saya menyadari ini tidak mudah, GudLak ID juga masih berproses masih
belum sempurna. Pelan-pelan, karena memang membangun hal yang besar butuh kesabaran,
keuletan dan kemauan belajar tingkat tinggi.
Q : Uuh, jadi pengen gabung! Nikmat rasanya dikelilingi aura positif. Terus, ada nggak sih kegiatan atau bisnis yang dijalankan di Indonesia,
terus gimana cara ngehandlenya? Kan
LDRan tuh?
A : Pusatnya tetap di Indonesia, sekalipun ada yang di luar Indonesia, maka ujungnya
tetap untuk Indonesia.
LDR memang tidak mudah, bayangkan saja saya diwajibkan memanage beberapa wadah tanpa tatap muka, kadang sinyal internet jelek kadang bagus. Namun
itulah pelajaran baru bagi saya terutama. Kepercayaan,
komitmen dan kemauan merupakan hal wajib yang harus dimiliki bagi para pelaku
LDR. (yang LDR baca nih, hihi)
Akhirnya terbiasa dan berjalan normal.
Q : Nah, ngomongin seputar kuliah nih,
motivasi Kakak kuliah di luar negeri itu apa sih? Bisa diceritakan sedikit dong
bagaimana prosesnya?
A : Saya punya cerita, kuliah di luar negeri itu sudah jadi impian saya
sejak dua hari langkahkan kaki di kampus Unsoed. Fokus sekali untuk mengarah
kuliah ke LN. Lalu ketika bertemu kawan dan kebetulan sedang sharing, terjadi percakapan,
"Abis kelar kamu mau rencana ngapain, Nes?"
Saya jawab dengan bangga, "Lanjut lagi lah, belajar lagi."
"Dalam apa di luar?", saya jawab "Luar Insha Allah"
"Bagus deh, asal kuliah di luar
jangan jadi impian besar kamu aja, karena kalau kaya gitu, wah kerdil sekali
impian kamu."
Saya cukup tertampar, impian kuliah di LN itu cukup besar buat saya,
tidak mudah toh. Namun setelah percakapan itu, saya berpikir bahwa ini bukan
tentang bagaimana saya harus kuliah di luar negeri, namun lebih fokus pada bagaimana saya bisa tetap menjaga kreatifitas
berkarya dimanapun nantinya.
Akhirnya keikhlasan muncul, dan semua jadi lebih mudah, hingga saat ini
setidaknya saya masih bisa berbuat sedikit untuk menjadi yang bermanfaat untuk
orang lain.
Jika di tanya bagaimana, sebetulnya seseorang tinggal buka google dan
akan terlampir jutaan tulisan tentang cara kuliah di luar negeri. Beberapa
media juga meminta saya menulis pengalaman tentang bagaimana bisa dan bagaimana
caranya kuliah di luar negeri. Namun saya menolaknya, karena saya pikir
tulisan-tulisan bagus tentang itu sudah ada di google. Sedikit banyak pasti ada
kesamaan.
Sebetulnya sikap ini salah satu kegundahan saya, jika boleh jujur
kualitas mahasiswa asing dan Indonesia tidak jauh berbeda, terlebih jika
bertanya tentang militansinya di dalam dunia organisasi, mahasiswa Indonesia
lebih keren kok. Namun sayangnya, bahasa kita berbeda, dan terkadang bahasa
inilah yang menjadikan anak muda Indonesia jadi sulit terlihat berkualitas di
arena internasional.
Tanamkan dipikiran, beasiswa itu memang tidak mudah tapi pasti bisa
menaklukannya. Berbuatlah nekat pada kesulitan berbahasa asing, ini bukan
tentang seberapa mahal tempat les, atau seberapa sering belajar bahasa Inggris.
Ini tentang kenekatan mau atau tidak ngomong.
Beasiswa ke LN tidak hanya milik kawan-kawan jurusan Sastra Inggris, artinya semua tidak jaminan kecuali
berani nekat nan sok tau untuk berbahasa. Itu akan memupuk kepercayaan diri,
dan menghadapi secara baik tes-tes bahasa asing. Jika ini sudah ditaklukan,
bersiaplah kuliah di LN.
Q : Terus di kampus sekarang kakak
ikut organisasi atau semacam UKM apa aja, ada yang sama nggak sama yang di
Indonesia?
A : Di kampus, saya dan beberapa kawan melahirkan satu organisasi baru,
bernama Association Russia and International Students, sebuah wadah khusus
untuk mahasiswa Internasional di Rusia khususnya di kampus saya. Selebihnya
saya sering berdiskusi tentang Indonesia bersama para mahasiswa Rusia. Kami
iseng menamainya sebagai Pusat Kajian Indonesia.
Q : Enak dan nggak enaknya kuliah tinggal di luar negeri itu apa sih Kak?
Dan hal-hal unik apa yang sudah kakak temui di Rusia?
A : Jika berkata Rusia, banyak sekali orang yang mengintrepretasikannya
sebagai negara komunis. Aduh, itu salah besar jika datang kesini pasti paham.
Rusia itu romantis, saya jatuh cinta pada langit Rusia. Memilih Rusia
sebetulnya berdasarkan keyakinan bahwa ke depan akan lebih besar negara ini
menjadi rekomendasi perbandingan ilmu pengetahuan.
Rusia itu negara ke delapan paling favorit tujuan pendidikan para
mahasiswa internasioanal.
Cerita tentang
perempuan berhijab memang punya bagiannya sendiri di tanah Eropa, terlebih Rusia.
Kalau kamu nonton film 99 Cahaya di Langit
Eropa, sedikit banyak sama. Ibadah jadi hal yang mahal, tempat sholat tidak
ada, ambil air wudhu mesti di westafel, puasa 18 jam, wah begitulah perjuangan
yang membuat satu minggu pertama tinggal di Rusia buat saya menangis di pojokan
kamar mandi.
Tetapi toh semuanya bisa dijalani dengan baik, saya pun masih tetap
sehat hingga sekarang.
Pelajaran terbaik dari tinggal di luar Indonesia adalah ketika menjadi
minoritas. Di sini saya menjadi minoritas, dulu di Indonesia bisa denger Adzan
saling bersaut, kini mau nyalain di youtube saja harus pakai headset karena
khawatir mengganggu kawan kamar. Saya belajar banyak tengang toleransi agama
mayoritas di sini, agama orthodox. Ketika mereka mau menerima saya, berbicara
penuh canda dan kehangatan membuat saya meleleh dan kuat di sini.
Saya minoritas dengan identitas hijab, namun mereka menganggap saya
seperti manusia pada umumnya. Bahkan kadang saling ledek dan dukung pastinya.
Q : Daan, setelah lulus dari Rusia, apa
rencana kakak? Pasti banyak dong tujuan dan cita-cita Kakak yang pengen banget
diraih?
A : Emmh... Sulit juga jawabnya.
Kebetulan saya diciptakan sebagai perempuan, berbicara rencana ataupun
impian besar bagi saya harus sejalan dengan peran dan tanggungjawab saya
sebagai seorang perempuan juga. Saat ini, mengimplementasikan keilmuan saya di
bidang hukum melalui pengajaran dan bantuan hukum masih menjadi keinginan.
Namun, saya beruntung masih memiliki GudLak ID, temen-temen muda,
komunitas dan wadah lainnya. Mereka punya tenaga besar dan kreatifitas beragam,
saya ingin tetap menjadi muda untuk terus "meliarkan" pikiran saya
dengan mereka semua. Suatu saat pekerjaan yang saya pilih akan membawa saya
pada rutinitas super menyesakkan dada atau menjenuhkan, dengan tetap bersama
para kawan muda saya yakin saya masih akan tetap "waras" di tengah sumpeknya
Ibukota nanti.
Q : Nah, yang terakhir, apa pesan
Kakak untuk anak-anak muda agar nggak baperan, mageran dan masa muda mereka
produktif? Biar waktu mereka nggak terbuang sia-sia gitu loh.
A : Sakitnya kegalauan dimasa muda tidak lebih sakit dari akibat menyiakan
waktu untuk mempersiapkan diri dengan kualitas terbaik untuk masa depan.
Kualitas terbaik di dapat dari penempaan diri yang hebat, jika waktunya
digunakan untuk hal yang tidak-tidak, sayang sekali kamu akan kehabisan waktu
untuk menempa diri.
Dunia ini bukan hanya Indonesia, bukan hanya kampus di mana kalian
belajar, dunia ini luas sekali. Di tempat saya belajar saat ini, para
doktor muda usianya tidak jauh beda dengan saya. Ditempat saya tinggal saat
ini, para anak muda yang punya banyak karya sudah banyak sekali. Lalu disana
kalian masih saja bergelut dengan kegalauan yang tidak ada hentinya.
Memusingkan hal yang tidak mendukung kualitas dan proses kalian.
Bagi saya, 6 atau 7 tahun seseorang jadi mahasiswa di kampus, belum
tentu menjadikannya sebagai seseorang yang diakui keilmuannya. Mereka yang
bilang IPK hanya angka dan tidak penting, mereka rata-rata belum pernah alami
penolakan gara-gara syarat administrasi tidak memenuhi ketentuan.
Fokus dengan impian, selesaikan ego
dalam diri lalu bersiaplah membuka diri untuk terus bermanfaat.
Well, terima kasih atas waktu dan jawabannya Kak Agnes, keep shining ya!
Nah, baca tuh apa yang Kak
Agnes sampaikan, anak muda saatnya berkarya!
Twitter : @agnesharvelian
Blog : agnesharvelian.com
***
UPDATE Oct 1st 2017
I met the inspiring of her, finally! Jadi emang udah excited banget kan pembicara acara FOSA (Festival of Study Abroad) ini Kak Agnes. Like, wah udah dua tahun aja ya. Dan emang materi yang dibawakan selain asyik, santai tapi juga menginspirasi dan berisi. Tentang bagaimana daftar impian Kak Agnes yang satu-satu terwujud, dan lainnya.
Kalau kata Kak Agnes sendiri nih gengs, mimpi itu harus besar dan bermanfaat, tapi imbangin juga dengan usaha karena nggak ada yang nggak mungkin. Klasik sih emang, tapi jangan bosen-bosen cari keajaiban-keajaiban tersebut, manfaatkan fasilitas yang ada mumpung muda dan bikin karya sebanyak-banyaknya. So, live your life!
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.