Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Autisme adalah
kategori ketidakmampuan yang ditandai dengan adanya gangguan dalam komunikasi,
interaksi sosial, gangguan indrawi, pola bermain dan perilaku emosi.
(cirianakautis.com)
Namun seiring
berjalannya waktu, teknologi juga mulai berperan aktif dalam membantu
disabiltas. Mungkin sebagian sudah mengenal CAKRA beberapa tahun yang lalu.
Saya akan menuliskan tentang CAKRA yang dibantu dari jawaban dari pertanyaan
yang saya berikan kepada pengelola halaman CAKRA di Facebook. Karya anak bangsa seperti ini harus banyak yang tahu dong agar bisa menginspirasi yang lain dan tergerak untuk berinovasi. Harus bangga.
Sejarah CAKRA sebagai
aplikasi terapi untuk autis berbasis teknologi interaktif dimulai pada tahun
2011. Adalah Muhammad Rizky Habibi sebagai pemilik ide awal pengembangan
aplikasi CAKRA yang pada saat itu masih sebagai mahasiswa Institut Teknologi
Sepuluh November (ITS) jurusan Teknik Informatika, menyadari bahwa mahalnya
biaya terapi untuk proses penyembuhan autis itu sendiri. Bersama temannya, Nurul
Wakhidatul Ummah dan Mentari Queen Glossyta, Rizky mulai melakukan riset.
Tim CAKRA (sumber) |
CAKRA mengalami
perubahan nama dua kali, yang pertama TEACCH
(Treatment and Education of Autism with Kinect and Prompt Technology)
kemudian beralih nama menjadi Cakra Croze. Cakra sendiri merupakan nama
yang diambil dari nama yayasan autis saat mereka melakukan riset. Kemudian
berubah lagi hanya menjadi CAKRA, tujuannya agar mudah diucapkan dan diingat,
begitu menurut halaman CAKRA di facebook saat ditanyai melalui pesan facebook.
Mereka memutuskan
untuk mengembangkan CAKRA yang pada saat itu diikutkan dalam lomba seiring
dengan banyaknya minat terhadap aplikasi CAKRA itu sendiri. Mereka melibatkan
Cakra Autism Center di Surabaya sebagai partner dan konsultan mereka. CAKRA telah
menyabet banyak pencapaian termasuk salah satu diantaranya pemenang kategori
digital di Mandiri Young Technopreneur.
Fitur-fitur yang ada
dalam CAKRA sendiri mudah dimengerti bagi para orang tua maupun terapis autis.
Ada tiga tahap dalam terapi itu sendiri yaitu: Evaluasi, Terapi dan Laporan.
Edisi CAKRA sendiri ada 3 macam pilihan, Gold dengan harga 1 juta, Silver
dengan harga 500rb dan Bronze yang dapat diunduh langsung di web CAKRA. Ini yang membedakan peralatan teknologi lain yang bertujuan membantu difabel, disediakan aplikasi gratis pada edisi Bronze, fitur yang tak terlampau berbeda dari Gold dan Silver.
Saat ini Tim CAKRA ada 3 orang, yaitu Nurul
Wakhidatul Ummah, Muhammad Lutfi Ramadhani dan Muhammad Rizky Habibi. Masukan
positifpun mulai mereka dapatkan melalui aplikasi ini. Salah satunya dari Ir.
Lolly Amalia Abdullah, M.SC (Kepala Pusat Litbang Aplikasi Informatika dan IKP
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: “Cakra adalah aplikasi yang sangat
berpotensi.”
Kemudian
mereka berharap untuk CAKRA kedepannya semakin banyak autistik yang terbantu
oleh CAKRA dan segera muncul aplikasi CAKRA dalam bentuk mobile. Wah, selain muda, kreatif dan inovatif mereka juga peduli
ya, saya jadi kepikiran bagaimana untuk
mengembangkan minat baca untuk tuna netra, agar mereka bisa merasakan nikmatnya
membaca.
Nah, bagi yang ingin tahu tentang aplikasi CAKRA
bisa dilirik di laman cakra-app.com dan juga laman Facebooknya CAKRA. Infoin
juga ke sekitar soalnya aplikasi ini sangat bermanfaat. CAKRA membuktikan bahwa
teknologi bisa bermanfaat yang lebih, bukan menjauhkan yang dekat, justru
sebaliknya karena CAKRA sifatnya intensif dan dekat. Semoga akan muncul banyak
aplikasi-aplikasi seperti CAKRA ya!
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.